By: W. Yanto
(2003-2006)
Ketika malam mampir kehadapan
Aku selalu menghirup kemungkinan jalan
Yang terbentang luas hingga sulit kutelan
Menutup setiap jalur bahasa dalam diri
Berjalan, berlari sampai berhenti di sebuah batang kerinduan
Melihat kesetiap penjuru
Apakah ia masih disana?
Apakah pancarannya terus mengalir ke pori-pori?
Aku tak tahu harus bagaimana lagi
menangkis tarian dari ribuan cahaya
yang mampir mengipasi alibi masyarakat
Kini dengan payungan angin gelap
Aku hanya bisa berharap
Sebutir cinta yang masih tersisa
Hingga kalam illahi membangunkan
Dari mimpi tak kesampaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar